Jiwa Cuan - Kontroversi token non-fungible (NFT), yang digunakan untuk menjalankan praktek pencucian uang.


Apa Itu Pencucian Uang?

perdagangan narkoba, korupsi dan sebagainya, menjadi seolah berasal dari sumber yang sah dan wajar. Pencucian uang adalah sebuah praktek untuk mengubah uang yang awalnya berasal dari hasil tindak ilegal, seperti pencurian.

Siapa pun yang diketahui melakukan kegiatan ini, akan dijerat dengan hukuman berat dan juga wajib untuk mengembalikan sejumlah dana ataupun aset yang sedang disembunyikannya tersebut.

Di Indonesia sendiri, Kegiatan pencucian uang pada dasarnya memang suatu tindakan kriminal yang memiliki dasar hukum yang sudah jelas.

Apa Itu NFT?

Kepemilikan pada NFT akan tercatat di jaringan blockchain, sehingga kepemilikan asli dan sah dapat dipertanggungjawabkan karena kasus plagiarisme masih marak terjadi di dunia digital. NFT adalah koleksi digital yang berjalan di jaringan blockchain dari hasil tokenisasi suatu karya berupa file gambar, video, musik, foto dan sebagainya.

Baca Juga: 7 Resiko Fatal Ketika Anda Terjun di NFT

Menjadi token yang tidak dapat dipertukarkan, alias masing-masing token memiliki nilainya tersendiri, NFT hanya bisa didapatkan melalui transaksi jual-beli di marketplace khususnya. Selain itu, NFT juga tengah menjadi hype panas di industri kripto karena terus mencetak pertumbuhan transaksi yang fantastis meski pasar kripto sedang dilanda koreksi hebat.

Pencucian Uang di NFT 

Dengan mudahnya, NFT bisa menjadi alat untuk membersihkan noda kejahatan pada uang yang didapat dari hasil tindak kejahatan. Meski terdengar mengejutkan, tetapi sistemnya yang tidak terdesentralisasi telah membuat sebuah celah bagi para pelaku kriminal untuk melakukan pencucian uang mereka di NFT.

Mengapa? Itu karena NFT dan perdagangan kripto telah menyediakan semacam ruang abstraksi untuk para pelaku kriminal, sangat mudah digunakan, efektif dan gratis dari sisi layanan, serta banyaknya fitur privasi.

Jika NFT ciptaan kriminal tersebut telah ditransaksikan beberapa kali, maka aset kripto terkait pun akan menjadi bersih sehingga proses pencucian uang dapat dikatakan telah berhasil.

Memang, dengan adanya teknologi blockchain, kita dapat mengetahui asal dompet dari suatu aset.

Tetapi, untuk mengetahui siapakah pemilik sebenarnya dari dompet tersebut adalah suatu hal yang berbeda karena ini menyangkut urusan identitas. Konsep desentralisasi tidak menyimpan data pribadi pengguna seperti nama, alamat dan sebagainya.